Seperti apakah gerangan rupanya?
Pada saat membuat tugas akhir kuliah, mebel yang saya buat agak berbeda dari mebel khas Jepara.
Dari mulai materialnya yang memakai kayu Mangga, desain furniture-nya yang cuma minimalis, dan juga finishingnya yang agak nyeleneh. Pakai cat tembok.
Beberapa hal tersebut, waktu itu bukan karena idealisme, lebih tepatnya karena kepepet. Kenapa pakai kayu Mangga, tentunya untuk menghemat uang karena harga kayu Jati Muahal. Kenapa desainya simple, karena ilmu desainya memang mampunya baru segitu. Kenapa pakai cat tembok, karena finishing ini saya anggap aplikasinya lebih mudah dari beberapa pilihan finishing mebel. Dengan modal nekatpun finishing ini bisa saya selesaikan sendiri ( dibantu seorang teman )
Pada akhirnya, dengan segala keterbatasan, mebel untuk Tugas Akhir ( TA ) kuliah itupun bisa saya selesaikan.
Setelah sekian tahun, saya kembali tertarik dengan jenis mebel yang pernah saya buat untuk TA tersebut. Untuk desain tentu akan sangat jauh lebih banyak, polos memang lebih mudah, namun kombinasi ukirpun tidak mustahil untuk diterapkan. Untuk kayu bisa dikembangkan lagi, bisa pakai Mangga, Mahony, dan kayu Meranti. Sebenarnya saya sangat ingin mengolah kayu bekas ( bekas palet dll ) namun sampai saat ini belum punya nyali untuk meminta kayu bekas yang sering tergeletak tak terurus itu kepada pemiliknya.
Untuk Finishing, Cat Tembok tetap menjadi pilihan. Dengan Cat Tembok ini kita bisa membuat mebel beraneka warna ( seperti pelangi ). Mebel yang biasa dibuat warna-warni ini diantaranya;
- Set Kamar Tidur Anak; Tempat Tidur, Almari , Meja Belajar & Kursi
- Kitchen Set
- Wardrobe
- Living Room Set, dll
Kekurangan dari mebel pelangi ini adalah; kurang kuat jika ditempatkan diluar ruangan ( outdoor ), karena bahanya sendiri tidak sebagus Jati atau sekuat Ulin. Kemungkinan kembang susut yang bisa menyebabkan pecah tinggi, karena pemakaian Cat Tembok yang water base sendiri ada kemungkinan menaikan kadar kandungan air dalam kayu.
sumber:http://desaindesainrumah.com |
Teguh Ujianto